Minggu, 25 Januari 2009

Creepy Morning...

The sun was shinning above my head, wake me up in the middle of my bad dream, i was dreaming about devil and the things realeted. My heart was beating hard like train Malang - Surabaya., I used to get hurry to no late with train, my grand mother she is a priest very radical and odd. She was a nice person.. Even my friends like her but not me. I don't like her verry much. By the way she a leader of one big churh in Surabaya. I stay in pastory for more than four years, which that mean more creepy than lompoc jail. They so orginize to everything. Makes me sick.
I don't want go to work this morning, my head not good and my back is fell like i carry something with me. My eyes not clearly see. The weather more cold than yesterday. I get my jaket and move quickly before am late.
On the corner of the gate i saw someone standing company by a ciggerete. His very young. He just arround 13 - 15 years old. Boys not wake that early in the morning. I have no any suspesious to any body so I just go straight to get my ride. This just 05:30 Am. School not open this early eventhough the government alraedy make rule for earlier time for student, but am not sure his school open this time.
I saw him not move from the gate so i decide to talk with him. For a part he looks like someone who stay near by my room, but am not talk with my neighbour very much so can't regonice him, anyway this morning so mist than yesterday, because big rain last night.
I get closed to the boys, he very quaite. Not smile or say any words at all, when I say hai and asking for name. He just smile to me. His face so white untill i can make conclusion is he real or not.
for five minutes he not say any word and just look at me, the eye that i wont forget. Brown eye with help look to me. I offer him for a ride if he need ride to go to school, I want drive him, because to early for him to get any bus. but he not answer me and suck his ciggarete and disapare. Well.. okey than am just offering, for kindes..
Jump on my ride I drive through the sunrise., the road to my office not to good, i need thirty minutes to get there. suddenly in the middle of the road, i saw the boy who standing in the front of my gate of bording house. surprising me the bridgde. for my... i stop my bike and look back searcing for the boy but wasn't there. maybe am dreaming. around five meters from the place i saw him, something just stan in front of me, that boy he standing and stairing at me deep..
He crying.. I have no idea what happen but i guess i just see a ghost, i don't believe on that such of things but this is real, how come i can meet him on three meters ago and suddenly he stood there.. front of me!!!! crazy....
I'm stuck in words., like something in my throut was killing me, when i asking what he want?? he not answer me just silent and keep tearing.
My hand shaking but i now i can't scare to anything this moment. So finally i asking him for my help. and i guess i hear he say, Please don't pass this road anymore. I warning you miss, please don't ignore me and don't asking why just do what i told you.
I never know this is real or not but frankly I took another rood ever since. the boy was just disapare into nowhere, i have no clue where he go, only i know he go straight from me. not turn that means he go down to bridge.

Minggu, 18 Januari 2009

ATZUMI..

Warnaku putih bersih seperti salju. Hari ini aku sanagt bahagia karena aku baru saja melahirkan lima orang bayi yang cantik-cantik dan cakep-cakep, bayiku yang pertama dan ketiga berwarna putih bersih, sama seperti aku. Sedangkan yang kedua berwarna cokelat muda dia seperti teman kencanku yang tinggal diujung lorong rumahku. Dengan moncong yang pendek dan bentuk tubuh yang agak lebih kecil, dia sangat mirip sekali dengan Bruno, teman kencanku dihari ketiga menjelang purnama. Ya Bruno memang pria yang sanagt menarik malam itu, dibawah keremangan sinar bulan yang belum sepenuhnya terang, dia terlihat begitu menggoda dan tampan... ^_^
dengan sangat agresif dia mendekatiku seakan mengerti benar apa yang sedang aku pikirkan tentang dirinya.
Bayiku yang keempat berwarna hitam pekat, dia memang agak berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, selain warnanya yang hitam pekat, tubuhnya lebih panjang dari saudara-saudaranya, memang dia lebih mirip dengan pria yang aku kencani di malam purnama, dia tinggal di sebelah timur rumahku, aku memanggilnya dengan julukan Tally, karena tubuhnya yang panjang dan tinngi, dia jarang keluar rumah dan menurut gosip yang beredar di anatara gadis-gadis kompleks dia sangat pendiam, namun kadang ketika aku sedang menemani majikanku mencuci motor didepan rumah, tally sering mengintip dari ruas-ruas pagar samping. aku sangat mengerti kalau dia tertarik secara sosial kepadaku, untuk itulah aku memberanikan diri untuk mendekatinya ketika semua anjing berkumpul di acara pesta cokctail purnama, yang sering kita adakan dihari ketika bulan purnama. Walaupun dengan ekspresi malu tally akhirnya mengajak aku berkencan malam itu....
Bayiku yang kelima, dia sangat istimewa bagiku, karena dia merupakan percampuran antara aku, bruno dan tally. majikanku sendiri terlihat lebih menyukai bayiku yang kelima. Warna bulunya merupakan campuran putih, cokelat dan hitam. dengan aksen kupingnya yang panjang tertutup dan berbeda warna dikedua belah sisi kupingnya, dia terlihat sangat cantik dan lucu. Namun tubuhnya lebih kurus dari saudara-saudaranya. Untuk itu aku agak sedikit memperhatikan dia dari pada yang lain.

Rasa bahagia ketika melihat mereka berebut mencari susu, aku masih ingat ketika pertama kali datang kerumah ini, aku hanyalah seekor anjing jalanan yang takut dan bingung hari itu. ditengah hujan yang deras aku kebingungan melihat banyaknya kendaraan dijalan raya, usiaku mungkin baru sebulan bahkan mungkin belum genap ketika majikanku yang sebelumnya membuang aku ditengah jalan raya. aku kedinginan dan ketakutan, lalu tiba-tiba ada sebuah sepeda motor yang berhenti dan merangkul tubuhku dari jalan raya. aku tidak mengenal tangan itu, yang menyebabkan aku berteriak ketakutan, namun pelukan hangat wanita yang mengenakan mantel hujan itu memberikan aku kedamaian dan yang akhirnya aku mempunyai rumah dan sebuah keluarga.

Sekarang aku melahirkan lima orang bayi yang sangat lucu-lucu, ketika melihat mereka bermain didalam kamar yang disediakan khusus untuk aku dan bayi-bayiku, aku merasa sangat beruntung karena telah di buang dan di adopsi oleh keluarga yang sekarang memberikan aku rumah dan makanan, sebentar lagi ketika mereka sudah diijinkan untuk keluar rumah aku akan mengajak mereka mengunjungi ayah mereka.

Aku sangat ingin tau apa tanggapan bruno dan tally..
menurut kamu,. apa tanggapan bruno dan tally???


Rabu, 07 Januari 2009

TERSERAH......

Rumah itu putih bersih, dengan gaya belanda kuno, rumah itu berdiri tegak dengan ukiran disan sini. Sepi... tidak ada siapa-siapa. Aku merasa benar-benar aneh, semua ruangan rumah bersih, Mbok Na nampak diam dan sambil memeluk aku dia berbisik.. "Selamat, Mbak sudah sembuh,".... dan sekali lagi dengan suara rendah dia berkata "Aku buatkan sop ayam kesukaan Mbak, kali ini aku bisa mendapatkan jamur kuping, ini special buat Mbak"

"Terserah mau kamu apa"
"Kamu jangan mengatakan kata terserah, aku gak suka kata itu,"
"Mengapa setiap kali kita ada masalah, kamu selalu menggunakan kata terserah??"
"Aku gak peduli"

penggalan iteraksi kedua orang tuaku yang selalu mengeluarkan amarah yang menggebu-gebu.
dinginnya malam juga tidak akan pernah bisa menyembunyikan betapa mereka beruda saling membenci. keduanya selalu penuh dengan api amarah setiap kali bertemu.

Sore itu aku sedang menikmati secangkir kopi susu yang aku buat sendiri untuk diriku sendiri, sebuah mobil baru saja masuk ke halaman rumah. Sambil tersenyum dan mengeluarkan pandanganku dari laptop yang dari tadi aku utak-atik. Berbisik dalam hati "Mama pulang" tak ada ekspresi apapun yang menunjukan betapa bahagianya aku melihat dia pulang, tak pernah ada kata sapaan apapun ketika melihat dia berjalan menuju kamarnya melewati aku yang sedang duduk di teras. Apa mungkin aku yang terlalu sibuk dengan laptop dan pikiran yang ada dalam benaku ataukah memang mama tidak melihat aku disana.??? tidak ada yang bisa menjawab semua pertanyaan itu.

Aku terbiasa dengan kesunyian, setiap kali mama pulang dia langsung masuk ke kamar dan akan keluar lagi ketika papa datang, bukan untuk menyiapkan makan malam namun untuk mempersiapkan senjatanya yang mungkin sudah terisi penuh dengan peluru-peluru tajam yang sudah disiapkan olehnya sejak tadi sore. Mereka akan beradu mulut sampai mereka merasa lelah dan pergi tidur di kamar masing-masing. Orang tua yang aneh. Namun.. aku sudah terbiasa dengan kaedaan ini. Mereka tidak akan perduli dengan apa yang dikatakan anak mereka atau keluarga mereka lainya mereka senag melakukan hal yang sama setiap hari.

Kadang aku berpikir mengapa mereka tidak mengakhiri saja pernikahan yang melelahkan ini?
mengapa mereka tidak pergi ke kantor pengacara dan menyelesaikan masalah mereka?. Setiap hari mereka akan bangun dengan keadaan kecewa, marah dan saling benci. Tanpa mereka sadari mereka juga sedang membangun anak-anak yang sama seperti itu. Dan ketika malam tiba mereka akan mengeluarkan peluru-peluru yang saling mematikan satu sama lainya. Pokoknya sebelum ada yang terluka perang akan terus berlanjut sampai salah satu dari mereka mati terbunuh.

Aku menutup laptopku dan menuju ke ruang makan, keluarga kami terbiasa makan sendiri-sendiri ditempat masing-masing, tak pernah kelihatan sebuah romantisme dalam keluarga yang, ayah dan ibu bersama anak-anak mereka makan bersama saling bercengkrama dan bercanda, dalam keluarga kami itu hal yang wajar-wajar saja. Aku mengambil mangkok yang ada diatas meja, hari ini Mbok Na memasak sop ayam kesukaan ku, aku mengisi mangkok itu penuh sambil menenteng laptop dan buku aku menuju ke ruang TV, disana adalh tempat terbaik aku untuk bersembunyi karena sebentar lagi papa akan pulang. Itu berarti Mr and Mrs Smith akan memulai perperangan mereka. Aku mencari saluran yang bagus ternyata semua saluran TV lokal menyuguhkan hal yang sama Sinetron lagi, sinetron lagi... Bete Deeeehhhh...
Aku membongkar koleksi film diruangan tengah. "Dapat" aku menuju ruang TV lagi.
Tiga puluh menit lewat aku menonton film kesukaanku Four Brother's. Tiba-tiba....
bunyi pintu dibanting-banting.. "Hmmm... hal biasa" kataku dalam hati.
"Keluar kamu Dani, aku mau bicaraaaaaaa...."
"Hmm... hal biasa" bisiku dalam hati.
"Daniiiiiii........ kamu tuli yaaaaaa....."
"Banting ma., banting aja, sampe keluar papa" kataku sambil melahap sisa sop ayam yang sudah dingin ke dalam mulut. Tapi apa yang aku pikirkan kok gak terjadi yaa?? bingung aku jadinya. Mama kok diam aja gak ada suara lagi.
entah apa yang membuat mereka berdua terdiam yang pasti ini bukan pertanda baik,. bisiku dalam hati. ini gak mungkin terjadi, mereka berdiam diri pada jam begini ini mustahil!!!!!
aku dan mama tidak pernah bicara, mama bahkan kadang tidak memperhatikan kehadiranku ketika kami bersama didapur mengambil susu dikulkas atau pun ketika mengambil minuman di mesin aqua. dia berjalan dengan otaknya sendiri. yang aku tau uang di dalam ATM ku tak pernah habis, selalu penuh. Kartu kreditku juga gak pernah tidak dibayar kemana pun aku pergi kartu kreditku selalu bisa dipakai.

Mereka tidak menayakan apa padaku pagi ini, seperti mereka tidak saling mengenal dan aku tidak pernah ada disana, aku menikmati sarapan pagiku diatas meja dapur bersama dengan mama, dan papa, dia menikmati sarapn paginya bersama dengan suara TV di ruang makan sambil terdengar kata-kata singkat "Waahhh.. kok bisa ya" Makan pagi itu berakhir dengan suasana bisu kami semua, aku pun berangkat ke kampus, mama dan papaku juga berangkat. walaupun mereka mungkin saling melewati masing-masing untuk menuju ke mobil mereka, namun mereka sama sekali tidak menyapa, seakan-akan mereka berdua adalah ornag asing yang secara tidak sengaja berpapasan di depan garasi kami.
aku menuju ke mobilku tanpa sepatah katapun, namun dalam hatiku bertanya mengapa tidak ada yang memarahi aku? padahl baru saja mereka melihat gambar kau sedang berpose telanjang di dalam sebuah majalah pria. mengapa mereka berdua tidak ada yang perduli? yang aku nantikan adalah melihat ekspresi mamaku yang mungkin saja akan menangisa melihat aku denag pose seperti itu, aku ingin melihat dia marah padaku, mungkin papaku akan memberikan aku hukuman dengan menghentikan kartu kredit atau apalah saja yang mugnkin bisa membuat bulu kuduk ku berdiri. tapi.. semuanya sia-sia karena aku tidak akan pernah mendapatkan semua hal itu, yang aku dapatkan malah ekspresi diam dan tanpa semnyum semua hal ini akan berakhir. Tak ada yang akan membicarakan atau mempersoalkan hal tersebut. karena apa yang kau lakukan adalah sah dan bagi mereka itu hal yang wajar-wajar saja,.

Malam ini smeua berbeda, entah apa yang terjadi dengan mereka, kedua irang tuaku. mereka sama sekali tidak bertengkar.. mereka diam.. ini mujijat yang Tuhan berikan.
Mengikuti rasa penasaranku yang luar biasa dahsyatnya aku pun pergi untuk melihat apa sedang terjadi diluar sana, aku tidak bisa menemukan Mamaku, papaku juga begitu, aku tidak menemukan siapa pun disana. aku hanya menemukan sebuah amplop putih diatas meja makan yang bertuliskan "Untuk Isteriku tercinta" dan disebelahnya lagi ada sebuah amplop yang bertuliskan "Untuk Putiku tercinta" tanpa rasa apa pun aku langsung meroggoh amplop putih itu, ini surat dari Papa. Tapi tidak aku hiraukan sama sekali. Ketiak menaruh mangkok bekas sop ayamku, Mbok Na, pembantu yang sudah bekerja bersama keluarga kami semenjak aku anak-anak bertanya dengan ekspresi yang aneh dan kaget.
"Mbak.. kok sepi sih"
"Gak tau Mbok" jawabku asal
langsung tanap peduli aku melanjutkan niatku pergi kekamar. Rasa penasaran kembali menghantui aku ketika aku mendapatkan sebuah amplop putih diatas tepat tidurku yang bertuliskan "Erika, Mama mencintai kamu dengan segenap jiwa dan hati mama".
kata romantis pertama yang aku dengar yang bukan keluar dari mulut pria hidung belang yang berkencan denganku. air mata yang sudah tak bisa aku tahan mengalir keluar bagaikan air bah yang dalam, aku sanagt merindukan kedua orang tuaku. Aku sangat mencintai orang tuaku melebihi apapun. tapi aku tidak pernah bisa menemukan mereka, jarak antara aku dan mereka terlalu jauh. dan aku merasa lelah mencari mereka. aku berlari dalam kebingunganku mencari mama kekamarnya. Pintu kamar itu tidak terkunci sama sekali, aku langsung masuk kedalam tanpa berpikir panjang aku meneriakan namanya, dengan air mata yang mengalir kencang.
"Mama..." aku terdiam di depan bak mandi yang sudah dipenuhi darah segar. Mama tidak memakai satu lembar baju pun, kedua tanganya tergeletak disamping bak mandi yang merah karena darah.
Rasa kaget yang memunjak mengajak kakiku untuk pergi mencari papa ke kamarnya, pintu kamar papa terkunci, maka aku pergi ke kama Mbok Na,
"Mbak.. ada apa Mbak?" tanya mbok na kebingungan,
"Mbok.. Mama Mbok"
"Mamanya mbak kenapa mabk?"
"Mama...."
"Kenapa Mbak?"
"Mama.."
lalu aku tidak bisa mengingat lagi apa yang terjadi kemudian.

Semuanya hanya berwarna putih, bau pemutih dan bunga menyatu dalam ruangan yang menyeramkan untuk ku, aku ada di sebuah ruangan rumah sakit kelas satu alias VIP. Selang infus menggantung di lengan tanganku. aku melihat seorang suster dengan baju putih bersih menghampiri aku untuk memberikan aku vitamin.
"Buk, Mama saya gimana?"
"Mamanya Mbak.. baik-baik saja"
"Oh.. thank God" aku senang mendenagr itu.
Proses penyembuhanku cukup cepat, namun ketika aku menanyakan diaman Mama dan Papaku, mereka mengatakan bahwa kedua orang tuaku masih belum sehat.

Satu minggu aku menghabiskan waktuku di ruangan yang penuh dengan bau obat dan bau pemutih itu. akhirnya kau bisa pulang. niaku selama perjalanan aku ingin menyatukan kedua orang tuaku apapun resikonya, mereka harus kembali bersatu.
Aku melangkah masuk keruang tengah ketika bersapaan dengan Mbok Na diruang tamu.
Tiba-tiba aku melihat pamanku berdiri ditengah ruangan memegang Alkitab, dan terdengar suara dibelakang telingaku, suara halus dan lembut. Itu suara Bibiku yang cantik, aku selalu mengagumi kecantikan bibiku itu.

"Erika, jangan menangis.. Mama dan Papa mu sudah bahagia di Surga..."