Rabu, 07 Januari 2009

TERSERAH......

Rumah itu putih bersih, dengan gaya belanda kuno, rumah itu berdiri tegak dengan ukiran disan sini. Sepi... tidak ada siapa-siapa. Aku merasa benar-benar aneh, semua ruangan rumah bersih, Mbok Na nampak diam dan sambil memeluk aku dia berbisik.. "Selamat, Mbak sudah sembuh,".... dan sekali lagi dengan suara rendah dia berkata "Aku buatkan sop ayam kesukaan Mbak, kali ini aku bisa mendapatkan jamur kuping, ini special buat Mbak"

"Terserah mau kamu apa"
"Kamu jangan mengatakan kata terserah, aku gak suka kata itu,"
"Mengapa setiap kali kita ada masalah, kamu selalu menggunakan kata terserah??"
"Aku gak peduli"

penggalan iteraksi kedua orang tuaku yang selalu mengeluarkan amarah yang menggebu-gebu.
dinginnya malam juga tidak akan pernah bisa menyembunyikan betapa mereka beruda saling membenci. keduanya selalu penuh dengan api amarah setiap kali bertemu.

Sore itu aku sedang menikmati secangkir kopi susu yang aku buat sendiri untuk diriku sendiri, sebuah mobil baru saja masuk ke halaman rumah. Sambil tersenyum dan mengeluarkan pandanganku dari laptop yang dari tadi aku utak-atik. Berbisik dalam hati "Mama pulang" tak ada ekspresi apapun yang menunjukan betapa bahagianya aku melihat dia pulang, tak pernah ada kata sapaan apapun ketika melihat dia berjalan menuju kamarnya melewati aku yang sedang duduk di teras. Apa mungkin aku yang terlalu sibuk dengan laptop dan pikiran yang ada dalam benaku ataukah memang mama tidak melihat aku disana.??? tidak ada yang bisa menjawab semua pertanyaan itu.

Aku terbiasa dengan kesunyian, setiap kali mama pulang dia langsung masuk ke kamar dan akan keluar lagi ketika papa datang, bukan untuk menyiapkan makan malam namun untuk mempersiapkan senjatanya yang mungkin sudah terisi penuh dengan peluru-peluru tajam yang sudah disiapkan olehnya sejak tadi sore. Mereka akan beradu mulut sampai mereka merasa lelah dan pergi tidur di kamar masing-masing. Orang tua yang aneh. Namun.. aku sudah terbiasa dengan kaedaan ini. Mereka tidak akan perduli dengan apa yang dikatakan anak mereka atau keluarga mereka lainya mereka senag melakukan hal yang sama setiap hari.

Kadang aku berpikir mengapa mereka tidak mengakhiri saja pernikahan yang melelahkan ini?
mengapa mereka tidak pergi ke kantor pengacara dan menyelesaikan masalah mereka?. Setiap hari mereka akan bangun dengan keadaan kecewa, marah dan saling benci. Tanpa mereka sadari mereka juga sedang membangun anak-anak yang sama seperti itu. Dan ketika malam tiba mereka akan mengeluarkan peluru-peluru yang saling mematikan satu sama lainya. Pokoknya sebelum ada yang terluka perang akan terus berlanjut sampai salah satu dari mereka mati terbunuh.

Aku menutup laptopku dan menuju ke ruang makan, keluarga kami terbiasa makan sendiri-sendiri ditempat masing-masing, tak pernah kelihatan sebuah romantisme dalam keluarga yang, ayah dan ibu bersama anak-anak mereka makan bersama saling bercengkrama dan bercanda, dalam keluarga kami itu hal yang wajar-wajar saja. Aku mengambil mangkok yang ada diatas meja, hari ini Mbok Na memasak sop ayam kesukaan ku, aku mengisi mangkok itu penuh sambil menenteng laptop dan buku aku menuju ke ruang TV, disana adalh tempat terbaik aku untuk bersembunyi karena sebentar lagi papa akan pulang. Itu berarti Mr and Mrs Smith akan memulai perperangan mereka. Aku mencari saluran yang bagus ternyata semua saluran TV lokal menyuguhkan hal yang sama Sinetron lagi, sinetron lagi... Bete Deeeehhhh...
Aku membongkar koleksi film diruangan tengah. "Dapat" aku menuju ruang TV lagi.
Tiga puluh menit lewat aku menonton film kesukaanku Four Brother's. Tiba-tiba....
bunyi pintu dibanting-banting.. "Hmmm... hal biasa" kataku dalam hati.
"Keluar kamu Dani, aku mau bicaraaaaaaa...."
"Hmm... hal biasa" bisiku dalam hati.
"Daniiiiiii........ kamu tuli yaaaaaa....."
"Banting ma., banting aja, sampe keluar papa" kataku sambil melahap sisa sop ayam yang sudah dingin ke dalam mulut. Tapi apa yang aku pikirkan kok gak terjadi yaa?? bingung aku jadinya. Mama kok diam aja gak ada suara lagi.
entah apa yang membuat mereka berdua terdiam yang pasti ini bukan pertanda baik,. bisiku dalam hati. ini gak mungkin terjadi, mereka berdiam diri pada jam begini ini mustahil!!!!!
aku dan mama tidak pernah bicara, mama bahkan kadang tidak memperhatikan kehadiranku ketika kami bersama didapur mengambil susu dikulkas atau pun ketika mengambil minuman di mesin aqua. dia berjalan dengan otaknya sendiri. yang aku tau uang di dalam ATM ku tak pernah habis, selalu penuh. Kartu kreditku juga gak pernah tidak dibayar kemana pun aku pergi kartu kreditku selalu bisa dipakai.

Mereka tidak menayakan apa padaku pagi ini, seperti mereka tidak saling mengenal dan aku tidak pernah ada disana, aku menikmati sarapan pagiku diatas meja dapur bersama dengan mama, dan papa, dia menikmati sarapn paginya bersama dengan suara TV di ruang makan sambil terdengar kata-kata singkat "Waahhh.. kok bisa ya" Makan pagi itu berakhir dengan suasana bisu kami semua, aku pun berangkat ke kampus, mama dan papaku juga berangkat. walaupun mereka mungkin saling melewati masing-masing untuk menuju ke mobil mereka, namun mereka sama sekali tidak menyapa, seakan-akan mereka berdua adalah ornag asing yang secara tidak sengaja berpapasan di depan garasi kami.
aku menuju ke mobilku tanpa sepatah katapun, namun dalam hatiku bertanya mengapa tidak ada yang memarahi aku? padahl baru saja mereka melihat gambar kau sedang berpose telanjang di dalam sebuah majalah pria. mengapa mereka berdua tidak ada yang perduli? yang aku nantikan adalah melihat ekspresi mamaku yang mungkin saja akan menangisa melihat aku denag pose seperti itu, aku ingin melihat dia marah padaku, mungkin papaku akan memberikan aku hukuman dengan menghentikan kartu kredit atau apalah saja yang mugnkin bisa membuat bulu kuduk ku berdiri. tapi.. semuanya sia-sia karena aku tidak akan pernah mendapatkan semua hal itu, yang aku dapatkan malah ekspresi diam dan tanpa semnyum semua hal ini akan berakhir. Tak ada yang akan membicarakan atau mempersoalkan hal tersebut. karena apa yang kau lakukan adalah sah dan bagi mereka itu hal yang wajar-wajar saja,.

Malam ini smeua berbeda, entah apa yang terjadi dengan mereka, kedua irang tuaku. mereka sama sekali tidak bertengkar.. mereka diam.. ini mujijat yang Tuhan berikan.
Mengikuti rasa penasaranku yang luar biasa dahsyatnya aku pun pergi untuk melihat apa sedang terjadi diluar sana, aku tidak bisa menemukan Mamaku, papaku juga begitu, aku tidak menemukan siapa pun disana. aku hanya menemukan sebuah amplop putih diatas meja makan yang bertuliskan "Untuk Isteriku tercinta" dan disebelahnya lagi ada sebuah amplop yang bertuliskan "Untuk Putiku tercinta" tanpa rasa apa pun aku langsung meroggoh amplop putih itu, ini surat dari Papa. Tapi tidak aku hiraukan sama sekali. Ketiak menaruh mangkok bekas sop ayamku, Mbok Na, pembantu yang sudah bekerja bersama keluarga kami semenjak aku anak-anak bertanya dengan ekspresi yang aneh dan kaget.
"Mbak.. kok sepi sih"
"Gak tau Mbok" jawabku asal
langsung tanap peduli aku melanjutkan niatku pergi kekamar. Rasa penasaran kembali menghantui aku ketika aku mendapatkan sebuah amplop putih diatas tepat tidurku yang bertuliskan "Erika, Mama mencintai kamu dengan segenap jiwa dan hati mama".
kata romantis pertama yang aku dengar yang bukan keluar dari mulut pria hidung belang yang berkencan denganku. air mata yang sudah tak bisa aku tahan mengalir keluar bagaikan air bah yang dalam, aku sanagt merindukan kedua orang tuaku. Aku sangat mencintai orang tuaku melebihi apapun. tapi aku tidak pernah bisa menemukan mereka, jarak antara aku dan mereka terlalu jauh. dan aku merasa lelah mencari mereka. aku berlari dalam kebingunganku mencari mama kekamarnya. Pintu kamar itu tidak terkunci sama sekali, aku langsung masuk kedalam tanpa berpikir panjang aku meneriakan namanya, dengan air mata yang mengalir kencang.
"Mama..." aku terdiam di depan bak mandi yang sudah dipenuhi darah segar. Mama tidak memakai satu lembar baju pun, kedua tanganya tergeletak disamping bak mandi yang merah karena darah.
Rasa kaget yang memunjak mengajak kakiku untuk pergi mencari papa ke kamarnya, pintu kamar papa terkunci, maka aku pergi ke kama Mbok Na,
"Mbak.. ada apa Mbak?" tanya mbok na kebingungan,
"Mbok.. Mama Mbok"
"Mamanya mbak kenapa mabk?"
"Mama...."
"Kenapa Mbak?"
"Mama.."
lalu aku tidak bisa mengingat lagi apa yang terjadi kemudian.

Semuanya hanya berwarna putih, bau pemutih dan bunga menyatu dalam ruangan yang menyeramkan untuk ku, aku ada di sebuah ruangan rumah sakit kelas satu alias VIP. Selang infus menggantung di lengan tanganku. aku melihat seorang suster dengan baju putih bersih menghampiri aku untuk memberikan aku vitamin.
"Buk, Mama saya gimana?"
"Mamanya Mbak.. baik-baik saja"
"Oh.. thank God" aku senang mendenagr itu.
Proses penyembuhanku cukup cepat, namun ketika aku menanyakan diaman Mama dan Papaku, mereka mengatakan bahwa kedua orang tuaku masih belum sehat.

Satu minggu aku menghabiskan waktuku di ruangan yang penuh dengan bau obat dan bau pemutih itu. akhirnya kau bisa pulang. niaku selama perjalanan aku ingin menyatukan kedua orang tuaku apapun resikonya, mereka harus kembali bersatu.
Aku melangkah masuk keruang tengah ketika bersapaan dengan Mbok Na diruang tamu.
Tiba-tiba aku melihat pamanku berdiri ditengah ruangan memegang Alkitab, dan terdengar suara dibelakang telingaku, suara halus dan lembut. Itu suara Bibiku yang cantik, aku selalu mengagumi kecantikan bibiku itu.

"Erika, jangan menangis.. Mama dan Papa mu sudah bahagia di Surga..."

1 komentar:

vardinapabian mengatakan...

Best 10 Casinos in 2021 - DRMCD
The Best 부천 출장마사지 10 Casinos in 충청남도 출장샵 2021 · Top 10. 888 Casino · Top 10. 888 김포 출장샵 Casino. Top 이천 출장샵 10.7/10 · 강원도 출장안마 BetMGM Casino.